Intellectual Capital merupakan modal utama perusahaan, namun hal tersebut sering tidak muncul dalam laporan keuangan. Alasan ini sering membawa suatu kesimpulan bahwa Intellectual Capital inilah yang menyebabkan adanya perbedaan antara nilai buku suatu perusahaan dengan market valuenya.

Dengan demikian sebenarnya laporan keuangan tidak lagi memadai. Semakin besar komposisi asset intangible berbagai perusahaan akhir-akhir ini, seharusnya mendorong perusahaan untuk lebih mengembangkan intellectual capital management daripada financial managementnya. Beberapa alasan lainnya yang mendorong perlunya pengukuran dan pelaporan Intellectual Capital adalah:

  • Indikator-indikator kinerja tradisional yang dianut sebagian besar perusahaan saat ini, masih berfokus pada masa lalu (apa yang telah dilakukan, ditransaksikan dan dicapai) kurang memberi arah atau pedoman terhadap apa yang harus dilakukan saat ini dan saat yang akan datang
  • Hasil pengukuran kinerja saat ini, lebih menggambarkan improvement yang parsial atau tidak menggambarkan kinerja yang utuh.
  • Indikator-indikator performance yang digunakan saat ini belum terintegrasi dengan strategi perusahaan, tidak balance, terlalu berorientasi finansial atau bersifat jangka pendek.

Perhatian perusahaan terhadap pengelolaan Intellectual Capital seharusnya semakin besar. Hal ini disebabkan bahwa Intellectual Capital merupakan landasan bagi perusahaan untuk unggul dan bertumbuh. Hal ini antara lain ditandai dengan semakin seringnya istilah knowledge based company muncul dalam wacana bisnis. Istilah tersebut ditujukan terhadap perusahaan yang lebih mengandalkan pengelolaan Intellectual Capital seabagai sumber keunggulan dan longterm growth.

Knowledge based company adalah perusahaan yang diisi oleh komunitas yang memiliki pengetahuan, keahlian, dan ketrampilan. Komunitas ini memiliki kemampuan belajar, daya inovasi, dan kemampuan problem solving yang tinggi. Ciri lainnya adalah perusahaan ini lebih mengandalkan knowledge dalam mempertajam daya saingnya, hal ini digambarkan dengan semakin mengecilnya investasi yang dialokasikannya untuk physical goods, sementara untuk Intellectual Capital mendapat alokasi investasi yang semakin besar.

Isu utama dalam manajemen intelektual adalah bagaimana mengkonversi asset intangible seperti pengetahuan manusia, struktur dan relasi bisnis ke suatu nilai yang akan disepakati. Untuk menjawab pertanyaan ini, di tataran akademik, lembaga pemerintah dan bisnis sudah berkembang peneltian yang menghasilkan beberapa model utuk menjabarkannya.

Leave a Reply